Yang ada di Desa Ngangkruk, Pilngrejo, Nglipar, Gunungkidul
Pada tahun 1973 di desa kami ( Ngangkruk )belum ada kendaraan yang bisa sampai ke desa kami karena di desa saya masih banyak pepohonan yang lebat dan jaln yang masih kecil, Penduduk di desa saya masih bermata pencarian sebagai petani, Karena akses kendaran di desa saya belum bisa maka penduduk di desa saya sulit untuk menjual hasil pertanianya, hanya ada jalan setapak yang menghubungkan desa ngangkruk dan desa miring ngalor ( Desa sebelah utara ), dan jalan tersebut di jadikan akses untuk menjual hasil pertanianya ke desa bagian barat tersebut dengan melewati jalan setapak yang licin dan berbatu.
Karena jalan yang di lewati setiap akan menjual hasil tanamanya itu belum punya nama maka peduduk di desa kami berusaha memberi nama jalan tersebut. di jalan tersebut ada sebuah batu yang di ykini sebagian masarakat kami bahwa di batu tersebut di tempati makhluk
![]() |
jalan menuju desa sebelah utara |
![]() |
gambar batu yang seering di beri makanan atau uang |
dan seandainya barang dagangganya terseut laris atau terjual habis maka penjual tersebut saat pulang memberi makanan atau uang da di letakan di atas batu tersebut dan kejadian tesebut terjadi secra berulang-ulang dan akhirnya banyak bundelan-bndelan keil atau wadah dan makanan yang ada di atas batu tersebut, maka masarakat yang ada di desa kami menamakan jalan tersebut MBUNDELAN karena banyaknya bundelan-bundelan kecil atau makanan yang dikemas kecil dan di taruh di atas batu tersebut.
Dan nama jaln tersebut masih di pakai sampai sekarang, dan dahulu jalan tersebut masih banyak pohon-pohon yang besar tetapi jalan tersebut sudah tidak di tumbuhi pohon-pohon besar karna pohon-pohon yang dulu besar udah di tebang untuk di jual atau di gunakan sebagai bahan bangunan.
Karena seiring berkembangnya jaman dan waktu maka sekarang jarang orang yang pergi ke pasar melewati jalan Mbundelan sehingga sekarang jarang ada orang yang memberi atau menaruh makanan atau uang di atas batu tersebut.
Informasi yang saya dapatkan ini berasal dari nenek saya Mbah Gito Sentono, sekian dan terimakasih.